SISTEM PERTANIAN
TERPADU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan nasional tidak hanya pada sektor – sektor industri atau semacamnya. Pertanian juga merupakan sektor dalam menuju pembangunan nasional. Apalagi di Indonesia yang merupakan negara agraris. Banyak jenis usaha yang dapat dilakukan untuk memajukan tingkat ekonomi melalui sektor pertanian. Mengkolaborasikan pertanian dengan bidang tertentu dapat dihasilkan manfaat yang lebih besar lagi. Dunia pertanian (perkebunan, pertanian tanaman pangan, peternakan) merupakan usaha yang mampu memberi nilai ekonomis dan meningkatkan kemantapan swasembada produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan usaha pertanian saat ini kebanyakan masih dilaksanakan secara parsial sehingga eksplorasi usaha yang dapat saling mendukung tidak dapat optimal. Pelaksanaan usaha pertanian yang saling terintegrasi akan menciptakan suatu konsep usaha yang akan saling melengkapi dan meniadakan limbah pertanian yang biasanya terjadi.
Pola pertanian terpadu sendiri merupakan suatu pola yang mengintegrasikan beberapa unit usaha dibidang pertanian yang dikelola secara terpadu, berorientasi ekologis sehingga diperoleh peningkatan nilai ekonomi, tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi. Melalui pertanian terpadu, akan dapat dihasilkan produk-produk pertanian, perkebunan dan peternakan melalui sinergitas antar unit dengan mengedepankan kelestarian lingkungan yang selanjutnya akan menghasilkan peningkatan secara ekonomis karena penambahan nilai daya dan guna melalui efisiensi dan efektifitas tinggi serta nilai produktifitas usaha yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud
dengan sistem pertanian terpadu?
b. Apa
sajakah jenis-jenis sistem pertanian terpadu?
BAB II
PEMBAHASAN
Pertanian
pada umumnya dikenal hanya sebagai tanah dan tanaman yang dikelola. Namun di
luar itu pertanian mempunyai peranan lain yang berhubungan dengan bidang lain.
Peranan ini tentunya menguntungkan bagi kedua bidang. Hubungan antara pertanian
dengan bidang lain yang di dalamnya dapat menghasilkan keuntungan bagi
masing-masing bidang.
Sistem
pertanian terpadu merupakan sistem di mana pertanian dapat bermanfaat dan
berperan penting dalam suatu bidang tertentu baik itu secara langsung maupun
tidak langsung, begitu pula sebaliknya. Namun, tentunya tidak semua bidang
dapat menerapkan sistem pertanian di dalamnya. Umumnya bidang-bidang tersebut
mempunyai hubungan tertentu yang lebih spesifik dengan pertanian. Adapun
beberapa bidang yang di dalamnya pertanian dapat diterapkan, di antaranya
adalah perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dan wisata.
1. Pertanian
– Kehutanan
Sistem
pertanian terpadu pertanian-kehutanan digunakan untuk mengurangi penebangan
hutan untuk lahan pertanian, dan menjadi solusi untuk keterbatasan lahan
pertanian. Salah satu bentuk system pertanian terpadu pertanian-kehutanan
adalah agroforestry yaitu penanaman tanaman tahunan, dengan tanaman semusim.
Tanaman tahunan, dalam bentuk tanaman hutan, keras, guna untuk rehabilitasi,
disamping untuk rehabilitasi, ditanamkan juga tanaman semusim untuk faktor
ekonomi.
Beberapa
ciri penting agroforestri yang dikemukakan oleh Lundgren dan Raintree (1982)
adalah:
a. Agroforestri biasanya
tersusun dari dua jenis tanaman atau lebih (tanaman dan/atau hewan).
b. Siklus sistem
agroforestri selalu lebih dari satu tahun.
c. Ada interaksi (ekonomi
dan ekologi) antara tanaman berkayu dengan tanaman tidak berkayu.
d. Selalu memiliki dua
macam produk atau lebih (multi product), misalnya pakan ternak, bakar, buah-buahan, obat-obatan.
e. Minimal mempunyai satu
fungsi pelayanan jasa (service function), misalnya pelindung angin, penaung,
penyubur tanah, peneduh sehingga dijadikan pusat berkumpulnya
keluarga/masyarakat.
f.
Untuk sistem pertanian
masukan rendah di daerah tropis, agroforestri tergantung pada penggunaan dan
manipulasi biomasa tanaman terutama dengan mengoptimalkan penggunaan sisa
panen.
g. agroforestri
yang paling sederhanapun secara biologis (struktur dan fungsi) maupun ekonomis
jauh lebih kompleks dibandingkan sistem budidaya monokultur.
Agroforestri
dapat dilihat pada sistem penanamannya. Contohnya adalah penanaman tanaman
semusim diberi sela dengan tanaman tahunan. Padi dengan pematang sawah berupa
pohon nangka atau pohon sengon dapat dijadikan contoh dari sistem ini.
Manfaat pertanian dalam
kehutanan adalah dengan mengetahui sistem penanaman yang benar dapat dihasilkan
produk yang lebih. Di sisi lain lingkungan terjaga dengan adanya tumbuhan (yang
hidup/ daya panennya dalam jangka waktu lama) yang dapat menjaga kadar air
tanah, manusia juga mendapatkan hasilnya di saat panen. Selain itu, keberadaan
sistem ini juga dapat menjadikan kelestarian alam lebih terjaga dan rapi.
2. Pertanian
– Perikanan
Kaitan
antara bidang pertanian dan perikanan tentunya ada pada pertanian dengan sistem
yang membutuhkan air cukup banyak, misalnya pada lahan sawah irigasi. Pada
lahan ini dapat dilakukan usaha tani berupa mina padi. Secara umum mina padi
berarti memanfaatkan air pada saat penanaman padi untuk kehidupan ikan.
Sistem mina
padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi, sebagai penyelang
diantara dua musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija
di persawahan. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada sistem tersebut adalah
ikan mas, nila, mujair, karper, tawes dan lain-lain. Ikan mas dan karper
merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah, karena ikan tersebut
dapat tumbuh dengan baik meskipun di air yang dangkal, serta lebih tahan
terhadap matahari. Agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu, pemeliharaan
ikan di sawah harus disesuaikan dengan sistem pengairan yang ada, sehingga
produksi padi tidak terganggu.
Usaha mina
padi selain merupakan usaha yang menguntungkan, juga dapat meningkatkan
pendapatan petani, serta membantu program pemerintah dalam usaha memenuhi gizi
keluarga.
Potensi
Minapadi dalam Mendukung Produksi Ikan Nasional
Salah satu
langkah yang perlu dilakukan dalam pengelolaan padi sawah yaitu pengelolaan
tanah yang meliputi: penggenangan, perbaikan pematang, pembabadan jerami,
pembajakan dan pencangkulan serta pemerataan permukaan tanah. Selain itu, pada
saat awal dilakukan penanaman padi, tidak banyak yang dapat dilakukan petani
selain melakukan pengeringan tanah untuk menekan serangan keong mas, menyemprot
hama dan menunggu tanaman padi membesar. Sayangnya kegiatan-kegiatan tersebut kurang
memberikan nilai tambah bagi petani sebaliknya mengeluarkan cukup banyak
biaya.Sebaliknya dengan sistem minapadi, petani bisa mendapatkan beberapa
keuntungan diantaranya meningkatnya produktifitas lahan, memperoleh pendapatan
dari panen padi dan ikan dan berkurangnya biaya produksi. Dalam sistem
minapadi, setelah proses pengolahan tanah sambil menunggu menunggu waktu tanam,
lahan ditanami bibit ikan dan dipelihara selama 30-40 hari. Selanjutnya ikan
dipanen dan dilakukan penanaman padi. Penanaman bibit ikan baru dilakukan
beberapa hari kemudian dan dilakukan pemeliharaan selama 30 sampai 40 hari.
Dengan demikian dalam sekali siklus budidaya minapadi dapat dilakukan pemanenan
ikan 2 kali dan sekali pemanenan padi.
Selain itu
penerapan minapadi dapat menekan pertumbuhan gulma, mengurangi serangan hama
dan penyakit dan meningkatkan jumlah musuh alami bagi hama tanaman (Lu dan Li,
2006). Benih ikan memakan plankton dan organisme kecil lain yang
jatuh atau terdapat di air termasuk telur dan larva hama padi. Hal ini
menguntungkan karena ikan yang dipelihara memperoleh makanan tambahan. Selain
itu, berkurangnya aplikasi pestisida dalam budidaya minapadi memberi keuntungan
lain karena mendorong berkembangnya musuh alami bagi hama padi. Dengan
berkurangnya aplikasi pestisida selain memberi keuntungan bagi petani dengan
berkurangnya biaya produksi, juga memberi keuntungan bagi kesehatan manusia dan
pelestarian lingkungan.
Dengan
potensi lahan persawahan Indonesia yang cukup besar yakni mencapai 7 juta
hektar maka produksi perikanan yang cukup besar bisa diperoleh dari penerapan
minapadi. Sehubungan dengan besarnya potensi tersebut maka Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) telah mengembangkan program ”gerakan sejuta hektar mina
padi” atau disingkat GENTANADI. Dari program tersebut selain produksi ikan
nasional akan meningkat juga memberi manfaat bagi meningkatnya kesejahteraan
masyarakat khususnya petani.
Optimalisasi
Kondisi Lingkungan Untuk Budidaya Minapadi
Pada
prinsipnya kondisi sawah yang cenderung selalu tergenang air memungkinkan untuk
budidaya ikan. Namun kenyataanya sawah yang didesain hanya untuk budidaya padi
kondisinya kurang optimum untuk budidaya ikan. Sebagai contoh, petani melakukan
pengeringan pada pertanaman padi untuk melakukan penyiangan, menekan
perkembangan hama keong dan mendorong berkembangnya anakan padi. Kondisi
tersebut tentu tidak cocok untuk budidaya ikan. Selain itu aplikasi
pestisida untuk membunuh hama dalam pertanaman padi dapat membunuh ikan
budidaya. Oleh karena itu, agar sawah dapat sesuai untuk budidaya minapadi maka
desain dan pengelolaan sawah harus dapat mendukung untuk pertumbuhan ikan dan
padi. Lebih lanjut perbandingan kebutuhan lingkungan antara padi sawah dan ikan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Perbandingan kebutuhan lingkungan antara ikan
dan padi.
Sumber: Halwart and Gupta, 2004.
Agar kondisi
lahan sawah ideal bagi budidaya minapadi maka beberapa modifikasi perlu
dilakukan. Pada dasarnya modifikasi yang dilakukan adalah untuk memperdalam
area bagi budidaya ikan tanpa membuat tanaman padi tergenang lebih dalam serta
meminimalkan akses ikan masuk lokasi
budidaya padi. Paling tidak ada empat perbaikan fisik untuk budidaya
minapadi yaitu: 1) meningkatkan tinggi pematang sehingga meningkatkan tinggi
genangan dan meminimalkan kerusakan bila lokasi terendam air; 2) memasang
jaring atau pembatas sehingga ikan tidak melarikan diri serta melindungi dari
masuknya predator; 3) melakukan pengeringan; dan 4) membuat daerah yang lebih
dalam untuk perlindungan ikan. Contoh desain kemalir dan pematang dapat
dilihat pada Gambar 2. Bentuk parit atau kemalir dan lebarnya disesuaikan
dengan luas petakan sawah, yaitu 2-3 % sedangkan dalam kemalir adalah 20-30 cm.
Contoh beberapa bentuk desain kemalir ditampilkan pada Gambar 3:Gambar
2. Contoh disain caren (kemilir) dan pematang.
Gambar 3. Desain dan konstruksi parit di mina padi. (Koesoemadinata and
Costa-Pierce 1992).
Kawasan
Minapadi untuk Mendukung Wisata Lingkungan (Ekowisata)
Istilah
“ekowisata” dapat diartikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah
terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan
budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat
lokal dan mendukung pelestarian alam. Prinsip-prinsip pengembangan ekowisata
berbasis masyarakat dan konservasi adalah keberlanjutan ekowisata dari aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan (prinsip konservasi dan partisipasi masyarakat);
2) Pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan (Prinsip partisipasi
masyarakat); 3) Ekonomi berbasis masyarakat (Prinsip partisipasi masyarakat);
dan Prinsip Edukasi. Ekowisata memberikan banyak peluang untuk memperkenalkan
kepada wisatawan tentang pentingnya perlindungan alam dan penghargaan terhadap
kebudayaan lokal.
Salah satu
bentuk wisata yang marak berkembang belakangan ini adalah wisata pertanian dimana
wisatawan terlibat langsung dalam kegiatan pertanian seperti membajak sawah,
bercocok tanam, berternak, memancing dan berbagai kegiatan pertanian
lainnya. Berbagai daerah diketahui telah mengembangkan wisata pertanian
seperti Desa Cinangneng, Bogor, Desa Kebonagung di Jogjakarta dan lain-lain.
Pengembangan
minapadi pada kawasan pertanian sawah akan lebih meningkatkan daya tarik wisata
pertanian karena lebih banyak variasi wisata yang dapat diperoleh serta
sifatnya yang ramah lingkungan. Pada lokasi minapadi, wisatawan tidak
hanya menemukan padi di lahan persawahan tetapi juga dapat menemukan ikan.
Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan perikanan juga dapat dikembangkan
sebagai alternatif wisata seperti memancing dan menjala ikan, memberi makan
ikan dan lain lain. Disisi lain sistem budidaya minapadi yang dapat
mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia seperti pupuk dan pestisida pengaruhnya
yang baik dalam meningkatkan musuh alami dari hama dan penyakit tanaman padi
memungkinkan dihasilkannya produk pertanian organik yang lebih sehat.
Dengan
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat seperti
produk organik, maka proses produksi bahan organik juga dapat menjadi daya
tarik khusus bagi wisatawan sekaligus media pendidikan yang baik untuk kampanye
pentingnya perlindungan alam dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal.
3.
Pertanian
– Peternakan
Hubungan
antara pertanian dengan peternakan dalam sistem pertanian terpadu sangat
beraneka ragam, tergantung pada sudut pandang yang diambil. Salah satu manfaat
dari mempelajari sistem pertanian terpadu adalah bisa mengetahui hubungan
saling ketergantungan antara pertanian dengan peternakan. Selain itu dapat pula
diketahui berbagai keuntungan yang bisa diambil saat mempelajari hubungan
antara sistem pertanian dengan peternakan.
Keuntungan
yang bisa diambil dari peternakan bagi pertanian adalah pemanfaatan tenaga
hewan ternak untuk kepentingan pertanian. Contoh manfaat yang bisa diambil dari
peternakan adalah kotoran hewan ternak dapat digunakan sebagai pupuk kandang
bagi tanaman. Tenaga hewan ternak juga dapat digunakan sebagai tenaga pengolah
lahan dan dapat juga dimanfaatkan sebagai tenaga pengangkutan hasil pertanian
di mana akan menghemat biaya karena
tidak membutuhkan bahan bakar layaknya kendaraan bermotor.
Sama
dengan peternakan, pertanian pun sangat bermanfaat bagi dunia peternakan. Salah
satu faktor yang harus terpenuhi dalam peternakan adalah kebutuhan akan pakan
ternak Dari pertanian akan dihasilkan bahan-bahan yang dapat diolah menjadi
pakan ternak. Pertanian sangat berperan dalam memenuhi keutuhan pakan ternak
karenatidak semua hewan ternak dapat diberi pakan dengan bahan makanan yang
diambil dari alam. Banyak hewan ternak yang pemenuhan pakannya sangat
bergantung pada pertanian. Contohhewan ternak yang membutuhkan pertanian adalah
unggas. Pada umumnya unggas memakan biji-bijian di mana biji-bijian ini hanya
akan diperoleh dengan pertanian. Oleh sebab itu, keberadaan pertanian
menjadikan kebutuhan pakan ternak akan mudah terpenuhi.
Namun
permasalahan yang cukup mengkhawatirkan dalam peternakan adalah persaingan
antara pakan dan pangan. Sistem pemberian pakan dalam peternakan menggunakan
sumberdaya yang sama dengan yang dimakan manusia. Serealia dan tepung kedele
adalah komponen terbesar pakan ternak yang juga dikonsumsi oleh manusia.
Diperkirakan hampir 50% dari supply biji-bijian dunia dikonsumsi ternak. Jika
semua biji-bijian dunia dicadangkan untuk konsumsi manusia saja maka akan cukup
untuk memberi makan 9 – 10 milyar penduduk dunia pada
titik mana populasi dunia diharapkan
akan stabil. Oleh karena itu, pemecahan terhadap masalah memenuhi
kebutuhan pangan di tahun mendatang adalah mengembangkan sistem produksi ternak
yang tidak tergantung pada biji-bijian serealia.
Keuntungan
lain dari alternatif sistem pakan bukan biji-bijian akan membawa kepada
pengurangan kontaminasi lingkungan, meningkatkan kesempatan kerja dan
meningkatkan keragaman hayati dan produk ternak yang lebih baik mutunya.
Karenanya tiap intervensi yang melibatkan ternak harus didasarkan pada peran
sinergis mereka dalam manfaat sistem pertanian keseluruhan ketimbang sebagai
penghasil daging, susu atau telur yang menggunakan pakan bersaing dengan
kebutuhan manusia. Sistem peternakan yang menggunakan pakan sama dengan pangan
hanya akan mengakumulasi masalah dimasa mendatang, apalagi sekarang pangan
tidak hanya digunakan sebagai pakan tetapi juga energi. Tentu diperlukan
terobosan dalam bidang peternakan untuk menjaga keberlanjutan sistem pertanian
secara keseluruhan.
4. Pertanian
– Wisata
Hubungan antara pertanian dengan wisata sering disebut dengan agrowisata. Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat dikatakan bahwa agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian. Agrowisata juga merupakan kegiatan wisata yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem pertanian dan pemanfaatan obyek-obyek pertanian sebagai obyek wisata, seperti teknologi pertanian maupun komoditi pertanian.
Beberapa sumber menjelaskan bahwa agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian yang menyajikan suguhan pemandangan alam kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata tersebut ikut melibatkan wisatawan dalam kegiatan-kegiatan pertanian.
Agrowisata umumnya berada pada daerah yang memiliki iklim dingin atau dengan kata lain ada pada dataran tinggi di mana pertanian dapat terlaksana dengan baik. Pengembangan wisata dengan metode pertanian memiliki kesenangan tersendiri. Di dalamnya para wisatawan dapat mengetahui lebih lanjut tentang pertanian dan bahkan dapat melakukannya. Pendekatan ini secara tidak langsung menambah pengetahuan mengenai pertanian bagi para wisatawan. Selain itu, dengan adanya agrowisata petani dan masyarakat sekitar pun mendapatkan pendapatan yang lebih. Keberadaan tempat wisata menyebabkan masyarakat turut berperan dalam meramaikan pasarnya.
Manfaat lain dari agrowisata adalah kelestarian alam sekitar terjaga. Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.
Beberapa contoh agrowisata di Indonesia adalah agrowisata di Pagilaran, Tamah Buah Mekarsari, agrowisata di daerah Guci, Tegal, Kebun Teh Kaligua, Agrowisata Durian H. Djahuri di Semarang, Agrowisata Kusuma di Batu, Malang, dan masih banyak lagi.
a. sistem pertanian terpadu merupakan sistem di mana pertanian dapat bermanfaat dan berperaN penting dalam suatu bidang tertentu, begitu pula sebaliknya.
b. beberapa macam sistem pertanian terpadu seperti pertanian – perkebunan, pertanian – kehutanan, pertanian – peternakan, pertanian – perikanan, dan pertanian – wisata.
3. 2 Saran
Dalam makalah ini tidak sepenuhnya menuliskan tentang topik secara sempurna. Tentunya membutuhkan sumber lain sebagai pedoman selanjutnya sehingga didapat wawasan lebih luas lagi. Saran untuk pembaca, lebih baik lagi apabila membaca sumber lain mengenai topik ini agar didapat pengetahuan lebih lanjut lagi.
Hubungan antara pertanian dengan wisata sering disebut dengan agrowisata. Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat dikatakan bahwa agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian. Agrowisata juga merupakan kegiatan wisata yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem pertanian dan pemanfaatan obyek-obyek pertanian sebagai obyek wisata, seperti teknologi pertanian maupun komoditi pertanian.
Beberapa sumber menjelaskan bahwa agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian yang menyajikan suguhan pemandangan alam kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata tersebut ikut melibatkan wisatawan dalam kegiatan-kegiatan pertanian.
Agrowisata umumnya berada pada daerah yang memiliki iklim dingin atau dengan kata lain ada pada dataran tinggi di mana pertanian dapat terlaksana dengan baik. Pengembangan wisata dengan metode pertanian memiliki kesenangan tersendiri. Di dalamnya para wisatawan dapat mengetahui lebih lanjut tentang pertanian dan bahkan dapat melakukannya. Pendekatan ini secara tidak langsung menambah pengetahuan mengenai pertanian bagi para wisatawan. Selain itu, dengan adanya agrowisata petani dan masyarakat sekitar pun mendapatkan pendapatan yang lebih. Keberadaan tempat wisata menyebabkan masyarakat turut berperan dalam meramaikan pasarnya.
Manfaat lain dari agrowisata adalah kelestarian alam sekitar terjaga. Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.
Beberapa contoh agrowisata di Indonesia adalah agrowisata di Pagilaran, Tamah Buah Mekarsari, agrowisata di daerah Guci, Tegal, Kebun Teh Kaligua, Agrowisata Durian H. Djahuri di Semarang, Agrowisata Kusuma di Batu, Malang, dan masih banyak lagi.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan
penjelasan yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa:
3. 1 Kesimpulan
a. sistem pertanian terpadu merupakan sistem di mana pertanian dapat bermanfaat dan berperaN penting dalam suatu bidang tertentu, begitu pula sebaliknya.
b. beberapa macam sistem pertanian terpadu seperti pertanian – perkebunan, pertanian – kehutanan, pertanian – peternakan, pertanian – perikanan, dan pertanian – wisata.
3. 2 Saran
Dalam makalah ini tidak sepenuhnya menuliskan tentang topik secara sempurna. Tentunya membutuhkan sumber lain sebagai pedoman selanjutnya sehingga didapat wawasan lebih luas lagi. Saran untuk pembaca, lebih baik lagi apabila membaca sumber lain mengenai topik ini agar didapat pengetahuan lebih lanjut lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ceritanurmanadi.wordpress.com/2012/10/22/mengenal-mina-padi/
Diakses tanggal 24 Maret 2013
http://www.agriculturesnetwork.org/magazines/indonesia/3-jasa-binatang/menuju-sistem-pertanian-peternakan-terpadu/ Diakses tanggal 23 Maret 2013
http://www.namagraph.com/article/arsitektur-lanskap/44-agrowisata-wisata-lanskap-pertanian/ Diakses tanggal 23 Maret 2013
http://ag1992.blogspot.com/2012/11/sistem-pertanian-terpadu.html/ Diakses tanggal 23 Maret 2013
Thanks Bro..!!
BalasHapusSilahkan Mampir http://anisunaryo.blogspot.com
Mari kita galakkan program sapi cukup dalam negeri!
BalasHapus