Laman

Minggu, 23 Desember 2012

“PERAN PEMERINTAH DALAM PERTANIAN”
A.    Pendahuluan
Bagi bangsa Indonesia pertanian bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuha hidup. Akan tetapi, pertanian dapat dijadikan sebagai sarana perekonomian yang tidak kalah pentingnya dengan perindustrian. Potensi lahan pertanian yang sangat luas membuat Indonesia menjadi surganya pertanian. Dengan pengelolaan yang baik bukan tidak mungkin Indonesia menjadi Negara yang mamu memenuhi kebutuhan masyarakat duania. Pemaksimalan pertanian akan mengangkat perekonoian karena, Indonesia akan memperoleh keuntungan dari perdagangan hasil pertanian baik didalam maupun di luar negeri.
Pada kenyataannya Indonesia belum bisa memaksimalkan potensi pertanian yang ada. Indonesia masih membutuhkan campurtangan Negara lain untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja hasil pertanian Indonesia masih terlalu kecil, bagaimana mungkin bias menjadi pemasok kebutuan duniaindonesia masih kalah dengan Thailand dan Vietnam, padahal lahan pertanian di Indonesia jauh ebihluas disbanding lahan pertanian yang dimiliki Thailand dan Vietnam.
Motifasi masyarakat untuk usaha di bidang pertanian amat sangat kecil. Banyak alasan yang membuat masyarakat tidak tertarik pada pertanian. Salah satu alasannya adalah tidak sebandingnya harga factor produksi dengan harga produk pertanian, serta harga produk pertanian yang tidak stabil. Dari perbandingan harga factor produksi dengan hasil produksi yang sangat jauh membuat taraf hidup petani selalu berada di kisaran rata-rata kebawah. Keadaan inilah yang menyebabkan masyarakat under estemed dengan pertanian.
Banyak hal yang menjadi penyebab tidak sebandingnya harga factor produksi dengan produk pertanian. Saat musim tanam permintaan pupuk akan naik. Kondisi ini akan dimanfaatkan oleh pihak penjua pupuk untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Punjual pupuk akan menaikkan harga pupuk, sehinggapetanai kesilitan untuk menjangkaunya. Terkadang petani harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanamannya. Saat musim panen akan banyak gabah. Banyaknya gabahakan menyebabkan harga gabah akan trun. Pada masa panen petani akan memliki banyakkebutuhan. Kebutuhan itu bias berupa kebutuhan sehari-hari, tagihan kredit, dan utang pupuk saan musim tanam. Banyaknya kebutuhan akan memaksa petani menjual harga gabahnya dengan harga murah.

B.     Ketidak Seimbangan Harga Factor Produksi Dengan Hasil Produksi
Ketidak seimbangan antara factor produksi pertanian dengan harga hasil pertanian membuat petani merasa kesulitan. Harga pupuk yang cendrung naik saat musim tanam membuat petani kecil kesusahan untuk memperoleh pupuk. Terkadang petani kecil haruh berhutang untuk memenuhi kebutuhan pupuk. Hutang pupuk ini akan dibayar ketika musim panen tiba. Selain berhutang kepada penjual pupuk, kadang pertain meminjam uang kepada koperasi. Koerasi ini juga akan jatuh tempo saat musim panen tiba.
Saat musim tanam tiba permintaan pupuk akan meningkat. Kondisi ini sering sekali dianfaaatkan oleh tengkulak pupuk untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Dengan keadaan ini petani tidak bias berbuat banyak. Erapapun harga pupuk tetapi petani tetap membutuhkan pupuk utuk sawah atau ladangnya. Petani harus membeli dengan harga yang mahal. Kondisi ini membuat petani semakin kesultan. Petani tidak mungkin mendapat keuntungadari pertaniannya. Terkadang malha kerugian yang didapat oleh petani.
Kenaikan harga pupuk tidak diimbangi dengan harga hasil pertanian. Harga hasil pertanian cendrung jauh lebihmurah dibandingkan dengan harga factor produksi. Rasio antara hasil pertanian dengan harga factor produksi ini sangat menyulitkan petani.
Saat musim panen tiba banyak hasil pertanian di pasar. Keadaan ini menyebabkan harga hasil pertanian menjadi turun. Melihat keadaan ini petani tidak bias berbuat banyak. Hutang factor produksi yang telah jatuh tempo membuat petani terpaksa menjual hasil pertaniannya dengan harga murah, bahkan dibawah harga pasaran sealipun.





C.    Kurangnya Dukungan Dari Pemerintah
Pemerintah seolah-olah menutup mata terhadap keadaan petani. Belum ada kebijakan pemerintah yang benar-benar berpihak kepada petani kecil. Semua kebijakan pemerintah cendrung diarahkan kepada petani yang sudah skala besar seperti perkebunan. Petani kecil masih jauh dari jangkauan kebijkan pemerintah. Seharusnya pemerintah harus lebih memoeperhatikan etani kecil, agar tidak terjadi kesenjangan ekonomi dikalangan petani kecil.
Harga pasar masih cendrung sesuai keinginan para tengkulak. Para tengkulak dengan leluasa mempermainkan harga tanpa memikirkan keadaan petani. tidak peduli dengan kerugian yang akan diderita oleh petani. Kecendrungan tangkulak hanya bagaimana memperoleh keuntungan pribadi. Kondisi ini tentu saja sangat merugikan kepada petani. dengan keadaan ini akan membuat keadaan petan yang sudah sulit menjadi semakin sulit
Melihat nasip petani selamaini pemerintah hanya cendrug diam. Belum ada tindakan pemerintah yang tegas kepada tengkulak yang memperminkan harga. Kalau ada tindakan yang tegas kemungkinan keadaan petani akan sedikit berubah. Keadaan ekonomi petunia aka membaik jika terjadi keseimbangan harga factor produksi dengan hasil produksi. Jika keadaan ekonomi petani terangkat bukan tidak mungkin keadaan pertanian inonesia akan terangkat. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi menginfor bahan pangangan dari Negara lain.
Kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani sangat dibutuhkan. Misalnya, menetapkan harga. Sehingga tengkulak tidak leluasa memainkan harga. Saat musim tanam harga factor produksi tidak akan melambung tinggi. Sehigga petani tidak kesulitan untuk menjangkaunya. Begitu juga saat musim panen, harga hasil pertanian tidak langsung anjlok. Petani akan memproleh pemasukan yang lebih besar.


D.    Kesimpulan
1.      Kondisi petani saat ini membuat motifasi untukmenjadiseorang petani menjadisangat kecil.
2.      Pemerintah harus mengeluaran kebijakan yang berpihak kepada petani kecil. Dengan kebijakan dari pemerintah ini para tengkulak tidak akan dengan mudah mempermainkan harga.